Gorontalo – Seorang mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo (UNG), Muhammad Jeksen (19), meninggal dunia setelah mengikuti Pendidikan Dasar (Diksar) Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala). Korban pulang dari kegiatan dengan kondisi wajah babak belur.
kerabat korban Awal menyebut Jeksen meninggal pada Senin (22/9/2025) pagi. Ia menuturkan korban diduga mengalami tindak kekerasan dari seniornya.
“Meninggal di IGD RSUD Aloei Saboe setelah mengikuti kegiatan Mapala. Ada tanda-tanda fisik yang diduga akibat kekerasan. Namun, itu baru dugaan dan sudah ada hasil visum luar,” kata Awal kepada wartawan, Selasa (23/9/2025).
Korban merupakan warga Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara. Sebelumnya, ia mengikuti Diksar Mapala Butoiyo Nusa, Fakultas Ilmu Sosial (FIS) UNG, di Desa Tapadaa, Kecamatan Suwawa Tengah, Kabupaten Bone Bolango, pada 18–21 September 2025.
“Semalam korban sudah diberangkatkan ke Sulawesi Tenggara melalui jalur darat dan laut menuju rumah duka di Kabupaten Muna. Perjalanan itu memakan waktu tiga hari tiga malam,” tambahnya.
Kerabat korban lainnya, Asni, juga menceritakan kondisi Jeksen sebelum meninggal. Ia mengatakan wajah korban membengkak dengan lebam hingga ke leher.
“Saat Amar hendak menjemput korban di sekretariat Mapala, ia kaget melihat wajah korban sudah bengkak, tidak bisa berbicara, tidak bisa bersuara, wajahnya lebam sampai leher, bahkan lidahnya keluar,” ujar Asni.
Asni menambahkan, pihak keluarga telah melaporkan kasus ini ke Polda Gorontalo.
Sementara itu, Rektor UNG Eduart Wolok membenarkan kabar meninggalnya Jeksen usai mengikuti Diksar Mapala. Ia mengatakan korban merupakan mahasiswa semester tiga Jurusan Pendidikan Sejarah, FIS UNG.
“Atas nama seluruh civitas akademika Universitas Negeri Gorontalo, kami menyampaikan duka yang mendalam atas meninggalnya almarhum Muhammad Jeksen,” kata Eduart.
Eduart menegaskan pihaknya tidak ingin gegabah dalam menangani kasus ini. Menurutnya, penelusuran lebih lanjut akan dilakukan.
“Banyak pesan masuk meminta saya mengambil langkah tegas dalam bentuk pidana. Ada yang mengatakan ini pembunuhan. Tetapi saya tidak bisa gegabah, sebab baik yang dituduh maupun korban semuanya adalah mahasiswa UNG. Sebagai orang tua di kampus, saya akan memperhatikan kasus ini setelah penelusuran mendalam,” ujarnya.